Sabtu, 26 November 2016

komplain

Hasil gambar untuk complaint



Assalamualaikum & salam sejahtera teman-teman semua.. 

Seperti biasa setiap kamis saya ada pelajaran psikologi pelayanan oleh pak Seta Wicaksana. Beliau adalah Dosen sekaligus humanity consultant. Materi kemaren yaitu mengenai komplain. Yang bikin seruu gitu kita practice langsung dikelas sebagai complaining & handling. Dimana terdapat beberapa orang siswa yang akan mengkomplain suatu masalah dan akan dihandle oleh beberapa siswa lainya. Pokoknyaa seruu banget dehh karena kita akan merasakan langsung atsmofir bagaimana rasanya dikomplain mati-matian oleh pelanggan yang sangat marah. Disana cara dan sikap kita akan diuji untuk bagaimana melayani si pelanggan dengan sabar. Seru gakk? Hehehe
 Wah gak berasa yaa penghujung tahun akan datang, yang mana pasti akan banyaknya peningkatan wisatawan untuk menikmati pergantian tahun baru di kota yang biasanya terdapat event-event untuk merayakanya seperti Jakarta, Lombok, Bali dan kota-kota lainya. Hal ini akan menguntungkan bagi pelaku usaha industri pariwisata seperti travel agent, hotel, restaurant, transportasi, dll. Perusahaan tersebut harus menyediakan pelayanan yang prima dan produk yang berkualitas untuk kepuasan tamunya, namun sering kali tamu/costumer kecewa dan tidak puas karena tidak mendapatkan pelayanan dan produk yang sesuai dijanjian sebelumnya dan hal inilah yang menyebabkan komplain terjadi.
 Masih bingung yaa? Hehehe yaudah contohnya seperti ini : keluarga cemara pergi ke Bali untuk menikmati pergantian tahun baru mereka sekeluarga, namun ketika sampai di hotel tujuan, keluarga cemara disambut dingin (cuek) oleh pihak hotel dan tidak hanya itu saja makanan dan minuman di restaurant hotel tidak seperti yang ada di brosur, lighting kamar mereka sangat redup dan remang-remang yang tidak cocok untuk kamar keluarga serta layanan antar makanan ke kamar yang sangat lama. setelah keluarga cemara check out mereka langsung menceritakan ketidakpuasan yang mereka rasakan ke receptionist. Karena tanggapan receptionist hanya memintak maaf, keluarga cemara marah dan memberontak karena ingin menemui manager hotel tersebut untuk menceritakan pengalaman buruk mereka dan meminta kompensasi. (Cukup yaa capek ngetik wkwkwk)
Nahh itulah yang disebut dengan komplain. Kenapa komplain bisa terjadi?? Karena terdapat hal-hal yang tidak sesuai dan diluar expektasi yang membuat pelanggan menjadi kecewa. Menurut saya ada beberapa tipe pelanggan dalam melakukan komplain :
1.       Secara terbuka menyampaikan kekecewaan dan kemarahan.
tipe pelanggan seperti ini cendrung marah marah dan emosi dalam menyampaikan suatu komplain karena yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan keinginan nya. Pelanggan jenis ini mudah menyebarkan keburukan perusahaan tersebut ke media sosial jika tuntutan mereka tidak dipenuhi sesuai keinginannya. Namun jika dipenuhi mereka bisa menutup mulut.

2.       Tidak menyampaikan komplain apapun namun menyebarkan kabar negatif kepada orang lain.
Pelanggan tipe ini tidak akan melakukan komplain apapun terhadap apa yang mereka rasakan, mereka cendrung tidak spontan untuk bertindak dalam melakukan komplain namun pelanggan seperti ini akan dengan mudahnya menyebarkan keburukan perusahaan tersebut kepada teman-temanya bahkan media sosial.

3.       Menyampaikan keluhan dan saran untuk perubahan dan kebaikan perusahaan.
Jika pelanggan jenis ini tidak mendapatkan pelayanan dan produk yang tidak sesuai mereka akan menyampaikan keluhan dengan bijaksana dan saran-saran kepada perusahaan tersebut untuk melakukan perubahan dan mengevaluasi kesalahan yang telah terjadi.

Jika telah terjadi komplain terhadap suatu instansi atau perusahaan maka hal tersebut tidak dapat dielakan dan dihindarkan karena akan berdampak besar “buruk” bagi instansi atau perusahaan tersebut jika tidak ditangani lebih lanjut. Dan untuk mengahapi komplain si pelanggan, perusahaan harus mempunyai standar tertentu dan cara-cara yang soft untuk mengambil hati pelanggan kembali dalam berbisnis. Yaitu dengan cara berikut :
1.       Biarkan mereka berbicara.
Jangan pernah sekali-kali menyela atau memotong pembicaraan pelanggan yang sedang komplain dengan emosi maupun tidak. Jangan menjelaskan, jangan mempertahankan diri. Karena mereka tidak akan peduli dan tidak akan mendengarkan versi anda. Mereka ingin marah dan melampiaskanya.

2.       Mendengarkan keluhan dengan baik.
Berikan perhatikan kita secara penuh. Jangan mengerjakan hal-hal yang lain, tuliskan apa yang mereka katakan kepada anda untuk mendapatkan hal-hal yang spesifik. Dan pastikan kita memahami betul keluhan mereka.

3.       Meminta maaf.
Memang hal ini sulit jika kita lakukan terlebih dahulu karena memang bukan kita yang menyebabkan masalah, tujuan kita meminta maaf karena pelanggan telah mengalami hal yang tidak menyenangkan. Posisikan diri kita sebagai mereka.

4.       Tanyakan pada mereka bagaimana kita bisa memperbaikinya.
Terlalu banyak karyawan yang tidak menangapi baik keluhan. Hal tersebut membuat pelanggan lebih kesal jika itu bukan yang mereka inginkan. Nyatanya, mungkin kita membuat orang lain tersinggung dengan menawarkan diskon. Cara yang lebih baik adalah menanyakan apa yang mereka inginkan. Hehe betul gak?

5.       Yakinkan mereka anda akan memperbaiki masalah.
Karena kita sudah mendengarkan dan memahami keluhan mereka, kita pasti  mengerti mengapa mereka kesal. Ambil langkah berikutnya dan yakinkan mereka bahwa kita akan mengambil tindakan pencegahan agar tidak terulang kembali.

6.       Berterima kasihlah..
Tanpa feedback dari pelanggan, kita tidak tahu apa yang bisa kita berikan pada pelanggan. Saat mereka mengatakan bahwa kita gagal mereka memberikan informasi yang berharga bagaimana kita bisa meningkatkan bisnis kita. Mereka mengatakan pada kita apa yang perlu dilakukan agar pelanggan kembali lagi. Jadi, berterimakasihlah atas bantuan dan kerjasama  mereka. Gimana simple gak??

 Ohh yaa kalian setuju gak dengan slogan tamu adalah raja??
Sebenarnya mindset ini sudah salah kaprah dan tidak benar, jika tamu adalah raja secara otomatis segala keinginan tamu/pelanggan tersebut harus dipatuhi. Sah sah saja jika seorang pelayan menuruti keinginan pelanggannya jika itu masih wajar-wajar saja, namun apa jadi nya jika permintan-permintaan pelanggan tersebut tidak wajar dan tidak masuk akal? Ribet juga kan hehehe. Jadi kalo menurut saya tamu adalah pathner kerja, yang mana harus dilayani karena mereka membeli dan membutuhkan jasa kita. Begitu juga sebaliknya yang mana perusahaan membutuhkan tamu/pelanggan untuk income perusahaan. sehingga harus dibutuhkan kerjasama antara pelanggan dan perusahaan untuk menjalin hubungan yang baik dalam berlangsungnya produksi jasa pelayanan tersebut. Hal tersebut akan menghindari penyimpangan-penyimpangan yang menimbulkan suatu komplainan. Jika ada seorang pelanggan yang sedang komplain, berarti kamu sedang diberi kesempatn untuk mempertahankan pelanggan tersebut. Complaint yourself first before complaint others!
Semoga postingan kali ini dapat bermanfaat bagi kalian semua ya guysss.  Dont forget to be smart people and see youuuuu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar